KEPAILITAN
Apa itu Kepailitan ?
Kepailitan merupakan
suatu proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk
membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini adalah
pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya,
Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pailit
dapat diartikan debitor dalam keadaan berhenti membayar hutang karena tidak
mampu. Kata Pailit dapat juga diartikan sebagai Bankcrupt. Kata Bankrupt
sendiri mengandung arti Banca Ruta, dimana kata tersebut bermaksud
memporak-porandakan kursi-kursi, adapun sejarahnya mengapa dikatakan demikian
adalah karena dahulu suatu peristiwa dimana terdapat seorang debitor yang tidak
dapat membayar hutangnya kepada kreditor, karena marah sang kreditor mengamuk
dan menghancurkan seluruh kursi-kursi yang terdapat di tempat debitor.
Sedangkan Pengertian Kepailitan berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun
2004 adalah sita umum terhadap semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan
dan pemberesannya dilakukan oleh seorang kurator dibawah pengawasan hakim
pengawas sebagaimana yang diatur oleh Undang-undang. Kartono sendiri memberikan
pengertian bahwa kepailitan adalah sita umum dan eksekusi terhadap semua
kekayaan debitor untuk kepentingan semua kreditornya.
Penyebab Terjadinya Kepailitan dalam Perusahaan
1.
Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen
Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun, jika hal itu diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan sia-sia karena tidak dapat diserap konsumen akibat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun, jika hal itu diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan sia-sia karena tidak dapat diserap konsumen akibat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
2.
Terlalu fokus pada pengembangan produk
Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus dipertahankan. Namun, apa jadinya jika terlalu fokus terhadap hal tersebut? Selain melupakan kebutuhan konsumen, perusahaan yang terlalu fokus pada pengembangan produk akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-lain.
Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus dipertahankan. Namun, apa jadinya jika terlalu fokus terhadap hal tersebut? Selain melupakan kebutuhan konsumen, perusahaan yang terlalu fokus pada pengembangan produk akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-lain.
3.
Ketakutan berlebihan
Ketakutan
bangkrut, ketakutan rugi, ketakutan tidak dapat melayani konsumen, ketakutan ketidakmampuan
mengatasi masalah, semua itu wajar asal masih dalam porsinya. Namun, apabila
ketakutan itu melebihi batas normal, kondisi tersebut harus diwaspadai karena
akan menghambat kinerja perusahaan dan membawa kehancuran.
4.
Berhenti melakukan inovasi
Kasus bangkrutnya Kodak bisa menjadi pelajaran bagaimana penting sebuah inovasi dalam berbisnis. Inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan membosankan bagi masyarakat yang menjadi target pasar.
Kasus bangkrutnya Kodak bisa menjadi pelajaran bagaimana penting sebuah inovasi dalam berbisnis. Inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan membosankan bagi masyarakat yang menjadi target pasar.
5.
Kurang mengamati pergerakan kompetitor
Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Sebuah perusahaan harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan kompetitor.
Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Sebuah perusahaan harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan kompetitor.
6.
Harga terlalu mahal
Beberapa
orang percaya bahwa harga mahal akan membuat produk sebuah perusahaan tampak
lebih bagus dan lebih mewah dari aslinya. Namun, apa jadinya jika ada
perusahaan baru yang mengeluarkan produk mirip dengan barang perusahaan Anda
dan menjualnya jauh lebih murah? Kemungkinan akan ditinggal konsumen sangat
besar.
Penyebab Lain
Penyebab Lain
·
Terlilit utang
·
Ekspansi berlebihan
·
Penipuan dilakukan CEO
·
Kesalahan manajemen perusahaan
·
Pengeluaran tidak terkendali
Perusahaan
yang Mengalami Kepaiitan
Berikut adalah contoh
perusahaan dengan investor asing yang mengalami kepailitan di Indonesia,
1.
Ford Motor Indonesia
Ford Motor Indonesia (FMI) membuat pengumuman mengejutkan. Agen
pemegang merek (APM) mobil Ford di Tanah Air tersebut berencana menghentikan
semua aktivitas bisnisnya di mulai semester II-2016. Pengumuman tersebut
tertulis dalam laman resmi ford.co.id. Pihak Ford menyampaikan, tetap
berkomitmen untuk melayani pasar global, sekaligus merestrukturisasi secara
agresif bagian-bagian bisnis yang tidak memungkinkan Ford bersaing secara
efektif. Dalam surel resmi, alasan tutupnya FMI adalah tidak adanya peluang
keuntungan yang bersinambungan dari bisnis yang dibangun di Indonesia. Oleh
karena itu, pabrikan otomotif asal Amerika Serikat itu memutuskan untuk
menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir 2016.
2.
Nokia
Microsoft terus melakukan efisiensi di divisi mobile Nokia yang
dibelinya pada tahun 2013 senilai USD 7 miliar. Mereka mengumumkan penutupan
salah satu pabrik ponsel Nokia yang berada di Finlandia dan telah mengumumkan
PHK pada 7.800 karyawan, kebanyakan dari divisi ponsel. Akuisisi divisi ponsel
Nokia tidak menuai hasil seperti yang diharapkan karena Windows Phone masih
keteteran menghadapi Android dan iPhone. Stephen Elop yang adalah mantan CEO
Nokia, juga sudah mengundurkan diri dari jabatan Executive Vice President of
Microsoft Devices & Services. Head of Phone Division Jo Harlow, juga ikut
hengkang dari Microsoft. CEO Microsoft, Satya Nadella, menegaskan akan tetap
fokus membesarkan bisnis ponsel. “Dalam jangka pendek, kami akan menjalankan
portofolio ponsel yang lebih fokus dan efektif,” kata pria berdarah India ini.
Microsoft di bawah kepemimpinan Nadella ditengarai lebih mengutamakan bisnis
software serta cloud.
Referensi :
0 komentar: